Hiruk Pikuk Hidup di Perkotaan dan Segala Ketar - Ketir nya.
Beberapa bernasib mujur dan yang lain nya sudah pasti sial, begitulah peraduan nasib.
Karena sedari kecil sudah jadi anak kota, bikin aku jadi kepingin nulis celotehan tentang ketar — ketir yang harus dihadapi oleh mereka yang entah ingin mengadu nasib atau memang harus bertahan diantara hiruk pikuk perkotaan, semata-mata karena tidak punya pilihan. Ditulis dari isi kepala si anak kota yang kadang congkak dan ceroboh namun telah hidup cukup lama di perkotaan bersama segala ketar — ketir nya.
Sengaja kubikin halaman khusus sebagai pengenalan buat kalian, semoga kedepan nya kalian jadi kenal dan sayang sama edisi tulisan ku yang satu ini. Edisi Hiruk pikuk hidup di perkotaan dan segala ketar — ketir nya akan jadi kolase pertama yang aku muat di Medium, dan rencananya bakal kutulis menjadi tiga bagian dengan topik berbeda di setiap bagian nya.
Tentu saja nanti akan aku selipkan foto ciamik yang ku potret sendiri di setiap bagian nya, Semoga bisa membantu kalian dalam proses imajinatif saat membaca agar lebih terbayang dan tidak liar didalam kepala kalian itu!
Banyak yang beranggapan bahwa dengan mengadu nasib di perkotaan niscaya bikin hidup jadi lebih baik dan kaya raya, nyatanya hidup di perkotaan penuh dengan lika liku yang tiada habisnya. Semoga celotehan ku ini nantinya bisa jadi hiburan untuk kalian yang mimpinya baru saja patah, untuk si anak sulung yang sedang sibuk merajut asa dengan beban penuh di pundak kanan dan kiri, untuk kamu yang kebingungan dalam mencari jalan pulang.
Sampai bertemu di Hiruk Pikuk Hidup di Perkotaan dan Segala Ketar — Ketirnya. Bagian I : Polemik Pandemi.